Senin, 06 Februari 2017

Pesona Culture and Nature The Old City, Chiang Mai

        Beberapa waktu lalu kebetulan dapat kesempatan mengunjungi salah satu  negara cantik di ASEAN melalui sebuah event menarik #iyce. Kata orang si negara ini menjadi salah satu tujuan favorit pelancong selain 2 negara tetangga Indonesia yaitu Singapura dan Malaysia. Benarkah ?
          Pertama kali ketika mendengar negara ini yang terbayang adalah deretan kuil, pagoda, dan pastinya biksu-biksu atau monks yang berlalu lalang dimana-mana. Benar saja, baru menapakkan kaki beberapa hari, atap-atap emas kuil-kuil mulai terlihat. Kalau diibaratkan seperti di Indonesia, Arab Saudi, atau negara dengan penduduk mayoritas Islam lainnya, kuil ini banyak ditemukan layaknya masjid atau mushola yang tersebar dimana-mana.  Mungkin teman-teman sudah bisa memperkirakan ya , dimanakah itu ? Ya , Thailand ! The Land of Smile.
Bagi para turis, Bangkok, Pattaya, dan beberapa kota wisata lain mungkin sudah tak asing lagi akan pesonanya. Bangkok yang terkenal metropolisnya. Pattaya yang terkenal akan surga tersembunyinya. Namun kali ini saya ingin bercerita sedikit mengenai salah satu wilayah di Thailand dengan pesona dan keunikan yang tak kalah menarik.


Letaknya berada di Northern Thailand atau Thailand bagian utara.  Kalau lihat di peta ASEAN mungkin sudah hampir dekat dengan Myanmar.. Waw.. Orang menyebutnya kota ini Chiang Mai. Kesan pertama saat melihat kota Chiang Mai adalah bersih, asri, cantik, nyaman, dan tidak terlalu crowded. Mungkin salah satunya juga dipengaruhi oleh letak geografisnya sehingga iklim dan udara di Chiang Mai terasa lebih sejuk dibandingkan dengan iklim dan udara di Thailand bagian selatan seperti Bangkok misalnya. Ketika pertama kali melihat-lihat Chiang Mai, rasanya seperti berada di salah satu kota istimewa di Indonesia. Yogyakarta J. Chiang Mai memiliki beberapa bangunan dan spot-spot yang masih memegang teguh kebudayaan dan kepercayaan. Banyak juga beberapa Kuil atau dalam bahasa Thailand disebut “Wat” yang sudah berdiri lebih dari 500 tahun dan sampai sekarang masih dimakmurkan baik untuk ibadah maupun sebagai salah satu tujuan wisata budaya. Hampir semua msyarakat Thailand, khususnya Chiang Mai sangat mengagungkan Sang Raja sebagai pemimpinnya. Bahkan ada anggapan bahwa Sang Raja adalah titisan sang Budha.  

                                              
Wat Chiang Man-dokumen pribadi

Kalau dilihat sejarah dan kebudayaannya, masyarakat Thailand bagian Utara ini ternyata menarik juga. Meskipun berada di Wilayah Thailand, beberapa kuil ternyata ada yang merupakan Kuil Myanmar, maksudnya orang-orang yang beribadah di Wat tersebut adalah bukan orang Thai-Lee. Oiya disini orang menyebut masyarakat Thailand Utara sebagai Thai-Lee. Antara Thailand Utara dan Thailand selatan juga terdapat beberapa perbedaan diantaranya adalah dialek yang bebeda. If you often hear sawadee-kha. That’s Thailand greeting in general or in Southern Thailand. But in Northern Thailand, people often say yu-di kin wan for greeting J. That’s one of the example.


salah satu sudut kota Chiang Mai-dokumen pribadi

Kota Chiang Mai dulunya merupakan ibu kota kerajaan Lanna, didirikan pada tahun 1296. Raja Mengrai, pendiri kota ini menata kota dengan beberapa tembok batu bata dan kanal-kanal untuk transportasi. Konon, dulu tembok ini dibangun untuk menahan serangan dari tentara Burma.   Sampai sekarang tembok bersejarah tersebut masih cantik dan kokoh berdiri di sudut-sudut kota Chiang Mai. Kanal-kanal pun sangat dijaga kebersihannya dan sepanjang kanal hampir tidak terlihat sampah yang menyumbat ataupun mengapung-apung. Suoi !! Sungguh kota Chiang Mai terlihat begitu tertata rapi dan cantik. Berdasarkan info warga setempat, beberapa tradisi sakral juga masih dipertahankan, diantaranya jika ada pemimpin yang baru dilantik maka pemimpin / gubernur tersebut diarak dengan upacara tertentu untuk memasuki salah satu gerbang utama kota Chiang Mai. Chiang Mai juga dihiasi dengan atap-atap keemasan dari kuil yang cantik. Salah satu kuil termegah di kota ini yaitu Wat Phratat Doi Suthep letaknya di atas bukit. Konon masyarakat tersebut mempercayai bahwa dengan adanya kuil tersebut di atas merupakan simbol keagungan sang Budha. Dari kawasan kuil ini kita juga bisa melihat keindahan kota Chiang Mai dari atas awan J

                           
tembok bersejarah di Chiang Mai - dokumen pribadi

Chiang Mai memberi gambaran sebuah kota dengan kebudayaan dan peradaban yang masih lestari hingga kini. Konon salah satu kuncinya adalah kesetiaan dan kepercayaan masyarakat yang begitu kuat pada pemimpinnya.  Beberapa kota di Indonesia sebenarnya masih ada yang yang memiliki kemiripan dengan Chiang Mai. Hanya saja untuk masalah kebersihan dan sistem terkadang masyarakat kita masih kalah dari beberapa negara lain (meskipun tidak semua sih). Tiap tempat pasti punya peradaban dan ciri khas tersendiri, layaknya Chiang Mai, Thailand, Indonesia juga menyimpan pesona dan peradaban yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke.
Semoga suatu saat bisa mendapat kesempatan mengenal dan mengabdi untuk Indonesia lebih dekat lagi.


Sumber :
Wikipedia
Observasi pribadi :)
Wawancara dengan penduduk lokal dan guide

1 komentar: